0


Anakku, awalnya aku meragukan keputusanmu. Kau mengutarakan maksudmu, untuk melanjutkan studi di pesantren. Aku menganggap ini hanya semangat yang mampir sementara, setelah itu akan hilang dengan sendirinya. Enam bulan telah berlalu, sejak kau kemukakan keinginanmu. Kini kau ungkapkan lagi keinginanmu, setelah tamat dari sekolah dasar ingin, melanjutkan ke pesantren di jawa. Dengan keraguan yang masih menggantung, kukabulkan keinginanmu. Aku akan bersabar, jika nantinya kau tidak kerasan dan ingin pulang.
Hari pertama keberangkatan kita menuju pesantrenmu, aku masih saja tidak mempercayainya. Ku antarkan kau bertemu teman sekamarmu, yang akan menjadi keluarga barumu nantinya. Saat itu, kau begitu tampak gembira, bertemu dengan teman baru. Hingga waktu kepulanganku tiba, aku masih tidak tega meninggalkanmu. Namun kau meyakinkanku, bahwa kau akan baik-baik saja. Akhirnya kita berpisah, tak kutampakkan wajah sedih di hadapanmu, karena kau tampak begitu gembira. Ya Allah, lindungilah anak gadisku. Kuatkanlah dan permudahkanlah segala urusannya, Aamiin ya Rabb.
Tak terasa waktu telah berlalu, empat tahun sudah kau jalani kehidupan di pesantren. Tak pernah terbayangkan olehku, kau akan nyaman menjalaninya. Kau telah membuktikan kepadaku, bahwa kau tidak akan mengecewakanku. Setiap waktu menelepon, kau begitu riang menceritakan kegiatanmu di pesantren. Betapa asiknya tinggal di pesantren. Banyak kegiatan yang kau jalani fieldtrip, kemah dakwah, outbond, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Tak pernah kau mengeluhkan kegiatanmu yang begitu padat, kurangnya waktu tidurmu, banyaknya target yang mungkin harus kau selesaikan. Bahkan, aku mengenal teman-temanmu lewat ceritamu.
Alhamdulillah, anakku insyaallah kau selalu diberi kesehatan, kesabaran dan kemudahan dalam menuntut ilmu. Aku hanya mampu menyelipkan doa di setiap shalatku, untuk kebaikkanmu. Semoga kau menjadi muslimah yang selalu dirindukan syurga, Aamiin Yaa Rabbal’alamiin.

Posting Komentar

 
Top