0


 
Semburat kuning mulai merangkak
Embun enggan dipaksa beranjak
Pohon masih dalam dekapan
Angin masih nyenyak di peraduan

Langit hitam berganti biru
Kabut pergi menyisakan pilu
Kucoba menggantung rindu
Pada keadaan kita dulu

Semilir angin memainkan poni
Kicauan burung menyapa pagi
Biasanya kau ada di sisi
Bersama nikmati hangatnya kopi

Hangat mentari menyalami kulit
Suara kecapi terdengar menggigit
Menghalau bayangmu semakin sulit
Terasa dadaku makin terhimpit

Gemericik air di parit sawah
Daun padi tertunduk resah
Menemaniku yang makin gelisah
Ku hempas gemuruh hingga rebah

Kucumbui rasa lewat senyuman
Harap cemas dalam penantian
Kemanakah kuantarkan rintihan
Disaat sukma rindu pelukan

Dalam terpejam kukirimkan hasrat
Dari hati yang tinggal sekarat
Wahai relung asa peraduan
Tinggalkan aku dalam kesunyian

Apa yang masih dicari
Apa lagi yang masih dapat dicuri
Semua keinginan yang semu
Akan berakhir jadi debu

Secepat itu kau menjauh
Tinggalkan aku yang ringkuh
Berjibaku dalam lamunanku
Coba pahami sepiku

Rapuh kulalui hari berjalan
Ketiadaanmu dalam ratapan
Diamku menunggu tetesan
Harap mesra yang menyejukkan

Posting Komentar

 
Top