0



Provinsi Bengkulu memiliki daerah lahan basah yang cukup luas. Salah satu lahan basah yang ada adalah hutan bakau atau mangrove. Sama seperti hutan hujan tropis, hutan bakau juga memiliki keanekaragaman yang tinggi. Hutan bakau juga menghasilkan kayu-kayu yang berkualitas tinggi. Selain sebagai tempat hidup berbagai jenis hewan, hutan ini juga berfungsi sebagai daerah asuhan anak ikan (nursery). Di kota Bengkulu, wisata hutan bakau terletak tidak jauh dari pusat kota. Tempat wisata ini terletak di kampong nelayan di daerah Pulau Baii.
Bayangan pertamaku, kampong nelayan itu bau, kumuh dan amis. Aku penasaran ingin berkunjung ke tempat wisata yang terletak di kampong nelayan ini. Untuk pertama kalinya aku memasuki kampung nelayan di daerah ini. Ternyata dugaanku salah. Kampung ini, bersih dan penduduknya ramah. Ada satu masjid yang bernama Al Barokah terdapat di tepi pelabuhan kampung ini, dekat hutan mangrove. Suasana sore itu, begitu ramai. Anak-anak kampung ini mengaji di masjid, selain itu banyak juga pengunjung yang sedang melaksanakan shalat ashar.
Halaman masjid ini langsung berada di pinggir dermaga, yang di buat dengan kayu profil. Halaman ini banyak dijadikan pengunjung sebagai tempat untuk berselfi, dengan latar belakang hutang mangrove. Nelayan di kampung ini, menyediakan kapal motor untuk mengantarkan pengunjung berkeliling hutan mangrove. Kita cukup mengeluarkan biaya lima belas ribu per orang, dengan durasi kurang lebih satu jam. Kita akan dibawa mengelilingi hutan mangrove dan kerambah nelayan.
Memasuki kawasan hutan ini, menggunakan kapal motor dengan suara yang cukup kuat. Anak-anak nelayan mandi dengan riang di tepi muara. Riak gelombang mengusik dedaunan, akar-akar kokoh yang menghujam di daerah pasang surut ini memberi kesan tersendiri. Buih putih menjauhi mesin kapal, menyeruak di antara semak dan celah sempit akar, seakan tidak perduli dengan suasana riang para pengunjung. Kami berhenti sejenak di tengah hutan, terdengar kicauan burung riang di antara kanopi hutan. Angin semilir memainkan daun, warna merah emas terpantul di kaca sang bayu. Dari kejauhan tampak nelayan bersiap-siap pergi berlabuh. Kami melanjutkan perjalanan kembali lagi ke pinggiran dermaga.


Posting Komentar

 
Top