Provinsi Bengkulu
memiliki daerah lahan basah yang cukup luas. Salah satu lahan basah yang ada
adalah hutan bakau atau mangrove. Sama
seperti hutan hujan tropis, hutan bakau juga memiliki keanekaragaman yang
tinggi. Hutan bakau juga menghasilkan kayu-kayu yang berkualitas tinggi. Selain
sebagai tempat hidup berbagai jenis hewan, hutan ini juga berfungsi sebagai
daerah asuhan anak ikan (nursery). Di
kota Bengkulu, wisata hutan bakau terletak tidak jauh dari pusat kota. Tempat wisata
ini terletak di kampong nelayan di daerah Pulau Baii.
Bayangan pertamaku,
kampong nelayan itu bau, kumuh dan amis. Aku penasaran ingin berkunjung ke tempat
wisata yang terletak di kampong nelayan ini. Untuk pertama kalinya aku memasuki
kampung nelayan di daerah ini. Ternyata dugaanku salah. Kampung ini, bersih dan
penduduknya ramah. Ada satu masjid yang bernama Al Barokah terdapat di tepi
pelabuhan kampung ini, dekat hutan mangrove. Suasana sore itu, begitu ramai. Anak-anak
kampung ini mengaji di masjid, selain itu banyak juga pengunjung yang sedang
melaksanakan shalat ashar.
Halaman masjid ini
langsung berada di pinggir dermaga, yang di buat dengan kayu profil. Halaman ini
banyak dijadikan pengunjung sebagai tempat untuk berselfi, dengan latar
belakang hutang mangrove. Nelayan di
kampung ini, menyediakan kapal motor untuk mengantarkan pengunjung berkeliling
hutan mangrove. Kita cukup mengeluarkan biaya lima belas ribu per orang, dengan
durasi kurang lebih satu jam. Kita akan dibawa mengelilingi hutan mangrove dan
kerambah nelayan.
Memasuki kawasan
hutan ini, menggunakan kapal motor dengan suara yang cukup kuat. Anak-anak
nelayan mandi dengan riang di tepi muara. Riak gelombang mengusik dedaunan, akar-akar
kokoh yang menghujam di daerah pasang surut ini memberi kesan tersendiri. Buih
putih menjauhi mesin kapal, menyeruak di antara semak dan celah sempit akar,
seakan tidak perduli dengan suasana riang para pengunjung. Kami berhenti
sejenak di tengah hutan, terdengar kicauan burung riang di antara kanopi hutan.
Angin semilir memainkan daun, warna merah emas terpantul di kaca sang bayu. Dari
kejauhan tampak nelayan bersiap-siap pergi berlabuh. Kami melanjutkan
perjalanan kembali lagi ke pinggiran dermaga.
Posting Komentar